Senin, 04 April 2011

Diagnosis Penyakit Tumbuhan

Definisi Penyakit Tumbuhan Definisi Penyakit Tumbuhan
Kondisi dimana  sel  &  jaringan  tanaman  tidak  berfungsi  secara normal,  yang  ditimbulkan   karena  gangguan  secara   terus  menerus oleh   agen patogenik atau   faktor  lingkungan (abiotik) dan   menimbulkan  gejala tertentu.
Istilah diagnosis banyak digunakan baik pada dunia kedokteran manusia, hewan, maupun dalam dunia penyakit tumbuhan. Diagnosis merupakan proses identifikasi penyakit, sehingga ditemukan nama penyakitnya. Identifikasi dapat dilakukan terhadap gejala yang timbul maupun terhadap penyebab penyakit. Diagnosis merupakan sebuah proses, yang berarti membutuhkan waktu. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka, relatif mudah dan cepat dalam diagnosis. Penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka relatif sulit dan proses diagnosisnya memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena harus dilakukannya postulat Koch.

Pentingnya Diagnosis
Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Sebagai contah klasik dikemukakan oleh Fry (1982) pada pertanaman bit gula dipinggiran kota New York terjadi masalah kekerdilan tanaman. Dugaan awal kekerdilan tersebut disebabkan oleh karena kekurangan hara. Namun ternyata aplikasi pemupukan tidak menyelesaikan masalah. Konsultasi dengan ahli penyakit tanaman menyimpulkan bahwa tanaman terserang oleh nematoda Heterodera schachtii. Dengan demikian diagnosis yang baik harus memiliki efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat, sehingga hasil tidak dapat diselamatkan. Disamping efektif dan cepat, diagnosis juga harus murah. Biaya diagnosis yang mahal tidak akan terjangkau oleh petani kecil, sehingga mereka enggan pergi ke klinik untuk memeriksakan tanaman.

Postulat Koch
Dalam Postulat Koch dijelaskan bahwa mikroorganisme dikatakan sebagai penyebab penyakit bila memenuhi kriteria berikut
(1) mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi dengan gejala penyakit yang bersangkutan,
(2) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat diisolasi pada media buatan secar murni,
(3) mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila diinokulasikan, dan
(4) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala yang timbul hasil lnokulasi.
Postulat Koch ini oleh Smith (1906) dimodifikasi, untuk parasit obligat, tidak perlu pada media buatan, tetapi harus dapat dibiakkan secara murni sekalipun pada inang.

Metode Ilmiah
Salah satu kelemahan Postulat Koch adalah sering memerlukan waktu yang sangat lama, sehingga cara ini lebih banyak dipakai untuk penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka akan lebih praktis apabila menggunakan metode lain. Fry (1982) menggunakan metode ilmiah dalam melakukan diagnosis.

Observasi
Tidak seperti pada penyakit manusia, orang satu persatu mendatangi dokter untuk didiagnosis, tetapi petani pemilik yang harus aktif. Di negara-negara yang pertaniannya kurang maju bahkan petugas pemerintah yang harus aktif. Pada penyakit tanaman yang harus diperhatikan tidak per individu, tetapi dalam populasi. Pada umumnya petani/petugas memeriksakan tanamannya kalau menunjukkan gejala yang khas. Namun perlu dibiasakan pemeriksaan dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh, apakah terjadi kehilangan hasil. Dengan demikian perlu dilakukan observasi yang mendalam, tidak hanya terhadap gejala pada tanaman, tetapi juga pada cuaca, media tanah dan hara, air dan bahan kimia yang dipaka, serta cara budidaya (form 1). Dari observasi akan dapat diketahui apa yang menjadi persoalan, apa yang menjadi pertanyaan. Mengapa tanaman ini banyak yang kerdil, mengapa tanaman itu banyak yang layu? Juga bisa menjadi pertanyaan mengapa komoditas ini produksinya rendah? Dalam pengelolaan penyakit tanaman yang baik persoalan yang menjadi kunci rendahnya produksi harus dapat diketahui. Dalam banyak hal yang menyebabkan rendahnya produksi tidak hanya penyakit tertentu, tetapi beberapa penyakit. Sebagai contoh hasil observasi adalah menemukan masalah tanaman tomat mengalami kelayuan. Pertanyaan yang timbul adalah mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan.

Hipotesis
Dari pertanyaan mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan tentu tanpa memandang fakta yang ada akan terdapat banyak jawaban sementara yang disebut hipotesis. Tetapi dengan menggunakan fakta yang ada setiap hipotesis secara langsung dapat diuji kebenarannya. Hipotesis tanaman tomat layu karena kekurangan air dapat ditolak secara langsung karena fakta yang ada menunjukkan musim penghujan. Dengan demikian akhirnya hanya akan ada satu jawaban sementara yang spesifik. Jawaban sementara inilah yang perlu diuji kebenarannya dengan melakukan analisis. Dari contoh dapat ditarik hipotesis tanaman tomat layu karena terserang oleh jamur F. oxysporum f.sp. lycopersici.

Hipotesis Diterima atau Direvisi
Hipotesis diterima kalau yang ada adalah, baik gejala layu maupun F. oxysporum f.sp. lycopersici. Kalau ternyata jamur tidak ditemukan maka hipotesis tersebut harus ditolak dan selanjutnya perlu dilakukan revisi berdasarkan fakta baru yang muncul. Hipotesis yang baru kemudian diuji kembali sampai diperoleh hipotesis yang diterima. Hipotesis yang diterima selanjutnya menjadi hasil diagnosis.
 Menemukan Kehadiran Patogen
Kehadiran patogen menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai bukti. Kehadiran patogen dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung. Patogen-patogen yang berukuran makroskopis di permukaan jaringan seperti badan buah jamur berukuran besar. Dalam beberapa hal diperlukan lup kecil untuk melihat kehadiran struktur patogen. Dalam banyak kasus patogen berukuran mikroskopis, sehingga untuk melihat kehadirannya mikroskop seperti kebanyakan jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri sebelum dilihat dibawah mikroskop sering harus diisolasi terlebih dahulu. Virus dan viroid, kehadirannya dilihat dibawah mikroskop elektron. Dalam perkembangannya deteksi patogen memanfaatkan hasil penemuan pada berbagai bidang ilmu dasar sebagai contoh adalah serologi dan uji DNA
1. Langsung pada Permukaan Tanaman
Beberapa patogen yang makroskopis strukturnya dapat dilihat secara langsung pada permukaan tanaman. Golongn gulma seperti tali putri yang menginfeksi banyak tanaman pagar seperti teh-tehan; gulma setan yang menginfeksi tanaman jagung; dan benalu yang banyak menginfeksi pepohonan merupakan contah yang jelas. Beberapa jamur juga menampakan struktur makroskopis pada permukaan pangkal batang pohon yang diserang seperti jamur akar putih pada karet dan jamur lingsi pada pangkal batang kelapa sawit dan berbagai jenis pepohonan
2. Menggunakan Lup / Kaca Pembesar
Beberapa patogen seperti penyebab penyakit karat pada daun dengan cara langsung hanya akan terlihat sebagai tonjolan-tonjolan kecil pada permukaan daun. Pada pengamatan dengan menggunakan lup, maka strukturnya akan tampak lebih jelas. Dengan menggunakan lup struktur patogen dapat diperbesar 10X. Hal ini cukup membantu dalam melihat struktur badan buah yang berukuran kecil.
3. Menggunakan Mikroskop cahaya
Kebanyakan patogen berukuran sangat kecil sehingga untuk pengamatannya perlu bantuan mikroskop. Patogen dapat secara lngsung diambil dari permukaan inang kemudian dilihat di bawah mikroskop. Pada permukaan tanaman yang bergejala ditempeli dengan selotip berwarna bening kemudian dilihat di bawah mikroskop. Dalam banyak hal sering digunakan cairan supaya benda tampak lebih jelas. Pada gelas preparat diberi setetes air. Dengan menggunakan jarum yang runcing bagian yang bergejala dikorek-korek, hasil korekan diletakkan pada tetesan air dan ditutup dengan gelas preparat, kemudian diamati di bawah mikroskop. Sering untuk menemukan patogen, jaringan tanaman perlu diperlakukan secara khusus sehingga patogen dapat hadir. Kebanyakan patogen golongan jamur memerlukan kelembapan yang tinggi, untuk itu jaringan perlu dilembabkan terlebih dahulu, baru kemudian diambil struktur patogennya untuk diamati. Sering struktur yang dijumpai hanya misellium, untuk itu perlu digunakan vitamin atau mineral tertentu supaya jamur dapat membentuk struktur yang dikehendaki dalam diagnosis. Misellium jamur Phytophthora akan dapat membentuk sporangium apabila diletakkan dalam liset tanah.
Dalam banyak kasus, pada jringan yang bergejala sulit dijumpai, baik miselium maupun struktur lain. Apabila hal ini terjadi, maka diperlukan langkah isolasi. Isolasi perlu difahami merupakan langkah untuk mendapatkan struktur patogen secara murni. Dengan demikian apabila ternyata yang diperoleh hanya koloni yang berupa misellium saja, maka diperlukan langkah-langkah perlakuan khusus sehingga struktur yang dikehendaki dapat muncul.
4. Menggunakan Mikroskop Elektron
Jasad sub-mkroskopis seperti virus dan viroid kehadirannya dapat diketahui dengan menggunakan mikroskop elektron. Mikroskop elektron dapat memperbesar obyek sampai ratusan ribi kali. Bagian-bagian jamur dan bakteripun akan nampak sangat jelas dengan menggunakan mikroskop elektron.
5. Menggunakan Reaksi Serologi
Reaksi serologi merupakan reaksi antara antigen dan antibodi. Antigen adalah semua zat (dapat merupakan bagian patogen) yang dapat mengimbas terbentuknya antibodi dalam tubuh mamalia. Antibodi hanya dapat bereaksi dengan antigen sehingga dapat terjadi koagulasi atau presipitasi. Saat ini dikenal ada dua tipe antibodi, yaitu antibodi poliklonal dan monoklonal. Antibodi monoklonal dapat secara sensitif mendeteksi kehadiran strain patogen tertentu. Dengan memiliki antibodi yang diimbas oleh antigen yang berasal dari patogen tertentu, maka kehadiran patogen pada suatu bahan dapat dideteksi secara cepat dan akurat. Saat ini tehnik eliza banyak digunakan dalam reaksi serologi.
Dasar Dasar mendiagnosa suatu penyakit tanaman harus dipahami
• Penyebab penyakit/patogen yang berbeda dapat  menimbulkan gejala yang sama pada inangnya.
• Tanda penyakit dapat menambah kepastian suatu diagnosis, tetapi perlu dipertimbangkan pula kemungkinan adanya patogen sekunder atau saprofit yang menyerang bagian tanaman yang terinfeksi. Sehingga kesalahan diagnosa dapat diminimalisir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar