Rabu, 13 April 2011

Diagnosa Penyakit disebabkan oleh Virus

          Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleatDNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. (
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
        Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan mahal. Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan fasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus. Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
 




Diagnosis Penyakit Tungro

             Tanaman padi yang terinfeksi dua jenis virus tungro akan menunjukkan gejala yang komplek. Apabila hanya terinfeksi oleh RTBV maka gejala yang ditimbulkan lebih ringan, sedangkan apabila hanya terinfeksi oleh RTSV maka tanaman tidak menunjukkan gejala. Secara visual, gejala penyakit tungro sering dikacaukan dengan penyakit yang disebabkan oleh virus yang lain atau akibat kekurangan unsur hara. Diagnosis yang benar akan menentukan ketepatan rekomendasi pengendalian dan bermanfaat dalam kegiatan survei penyakit tungro.
Terdapat beberapa metode diagnosis penyakit tungro, baik secara konvensional maupun modern. Metode diagnosis secara konvensional seperti teknik biologi sudah jarang dilakukan karena selain kurang akurat juga memerlukan waktu yang relatif lama. Metode diagnosis yang berkembang saat ini adalah teknik serologi dan hibridisasi asam nukleat. Metode diagnosis secara molekuler berdasarkan hibridisasi asam nukleat menggunakan PCR membuktikan bahwa bahan genetik yang diekspresi dan produk ekspresi gen dapat diisolasi.
              PCR merupakan salah satu teknik diagnosis secara molekuler dengan prinsip penggandaan DNA secara in vitro. Proses PCR berjalan berdasarkan cara replikasiDNA dengan bantuan enzim DNA polimerase dan perubahan sifat fisik DNA terhadap suhu yang terjadi secara simultan dari primer yang komplementer dengan DNA target. Diagnosis secara molekuler mempunyai spesifisitas tinggi terhadap patogen (genus, spesies, strain, patogen baru), akurat, efektif, dan efisien. Penggunaan teknik PCR dengan spesifik primer untuk virus tungro akan mempercepat proses diagnosis penyakit tungro dan menghasilkan data yang akurat.
Deteksi Virus Tungro 

                  Ketersediaan sumber inokulum merupakan faktor penyebab terjadinya serangan tungro. Eradikasi sumber inokulum pada tahap pascapanen sampai pratanam diperlukan untuk menekan sumber inkulum primer sekecil mungkin dan menghindari infeksi awal virus tungro. Selain berkembang pada ratun tanaman padi yang sebelumnya tertular tungro, virus tungro juga dapat berkembang pada beberapa gulma. Eradikasi gulma di areal pertanaman dan sekitarnya akan mengeliminasi perkembangan virus tungro dan menghilangkan tempat bertahan hidup vektor setelah tidak tersedia pertanaman padi.
                  Tingkat infeksi awal penyakit tungro ditentukan oleh populasi wereng hijau infektif yang migrasi ke pertanaman, sedangkan perkembangan selanjutnya ditentukan oleh tingkat infeksi awal dan kepadatan wereng hijau generasi pertama. Umumnya, gejala tungro belum muncul pada tahap persemaian, namun mulai terlihat pada 21-30 hari setelah tanam. Oleh karena itu, deteksi dini virus tungro pada ratun tanaman padi, gulma di sekitar lahan, persemaian, dan wereng hijau yang ada di wilayah tersebut harus dilakukan sebagai usaha antisispasi perkembangan virus tungro di pertanaman. Deteksi virus tungro pada persemaian dan wereng hijau menggunakan teknik PCR dengan primer spesifik untuk virus tungro, terutama RTBV,menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan deteksi menggunakan teknik enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

Senin, 04 April 2011

AYAT AL-QUR’AN Tentang Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

6. Al An’aam
151. Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[518].” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
[518] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara’ seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.
17. Al Israa’
Beberapa tata krama pergaulan
23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia[850].
[850] Mengucapkan kata ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
46. Al Ahqaaf
17. Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: “Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar.” Lalu dia berkata: “Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka.”

Gejala dan Tanda Penyakit Tumbuhan

GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN :
Merupakan respon dari tumbuhan terhadap infeksi (yang bisa diukur),  misalnya respirasi yang meningkat, fotosintesis menurun, dst  Penyakit tertentu dapat dibedakan dengan penyakit lain berdasarkan gejala. Gejala juga dapat berbeda bergantung pada lingkungan,  varietas dari inang dan ras patogen. Gejala selalu berubah dengan berkembangnya penyakit karena penyakit adalah  suatu  proses yang  dinamik. Sindrom adalah urutan atau seri dari gejala penyakit.
Gejala khas banyak ditemukan pada patogen tertentu. Jamur Colletotrichum spp. pda umumnya menyebabkan gejala antraknosa dan Alternaria spp. menyebabkan gejala bercak target.
Gejala Penyakit dibedakan menjadi dua:
1. Gejala primer : Gejala yang timbul segera dan langsung tampak. Pada umumnya penyebab penyakit sangat dekat dengan jaringan tanaman yang rusak.
2. Gejala Skunder : Gejala yang timbul jauh dari jaringan tanaman yang diserang. Gerjala Skunder muncul sebagai akibat dari serangan gejala primer.
Misalnya penyakit busuk akar dan busuk batang pada kacang tanah yang disebabkan oleh tanah yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii : Busuk akar & batang merupakan gejala primer merupakan gejala primer Layu daun merupakan gejala sekunder. Disini Fungi Sclerotium rolfsii menyerang akar dan leher batang tanaman sehingga bagian tanaman yang diserang ( Akar dan leher batang ) menjadi rusak ini adalah gejala primer. Sebagai akibat dari kerusakan akar dan leher batang tanaman tanaman menjadi layu. Kelayuan ini yang disebut gejala skunder.
Bagaimana memahami pengertian tanda, pengertian gejala, tipe gejala, dan mekanisme timbulnya gejala Penyakit Pada Tumbuhan
A. Gejala Penyakit
Kelainan/penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat adanya gangguan penyebab penyakit, dan gejala dapat dilihat dengan mata telanjang.
Berdasarkan sifatnya, ada 2 tipe gejala:
a). Gejala lokal -> Gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak  atau kanker.gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar)
b). Gejala sistemik -> Kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu.gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil)
BERDASARKAN BENTUKNYA GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN DIBAGI MENJADI GEJALA MORFOLOGI & GEJALA HISTOLOGI
A. Gejala Morfologi : gejala luar yang dapat dilihat & dapat diketahui melalui bau diketahui melalui bau, rasa dan raba; dapat ditunjukkan oleh dapat ditunjukkan oleh seluruh tumbuhan atau tiap organ dari  dari tumbuhan.
B. Gejala Histologi : gejala yang hanya gejala yang hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang sakit jaringan yang sakit. 
Gejala histologi dapat dibedakan menjadi 3 tipe gejala:yaitu nekrosis,  hipoplasia dan hiperplasia.
1. Gejala nekrotik  
: gejala  penyakit yang  ditandai dengan degenerasi protoplas diikuti dengan  matinya sel sel, jaringan, organ & seluruh  tumbuhan.(bercak, bintik, noda, hawar)
        a. Gejala plesionekrotik : gejala nekrotik yang diekspresikan sebelum terjadi kematian protoplas
        b. Gejala holonekrotik  :gejala nekrotik yang diekspresikan sesudah protoplas mati, misalnya busuk  umbi,  busuk             biji,  dan  rebah  kecambah.
2. Gejala hipoplasia  : gejala timbul karena adanya hambatan atau kegagalan dari  tanaman/organ untuk berkembang secara penuh.   Gejala umum dari hipoplasia yaitu ukuran dibawah  normal dan warna yang pucat, misalnya kerdil , roset,  mosaik,  albinasi.
3. Gejala hiperplasia : gejala yang timbul karena  hasil  pertumbuhan  yang luar biasa ukuran atau perkembangan dini yang abnormal dari organ tumbuhan misalnya keriting, membengkoknya tajuk atau menggulungnya daun karena pertumbuhan yang berlangsung pada satu sisi, puru, kudis
Contoh gejala Nekrosa
Bercak daun -> lesio setempat karena kerusakan/kematian sel (berwarna coklat, hitam atau abu-abu keputihan)
Bentuk bercak: bulat, lonjong, bintik garis-garis, bilur, lingkaran-lingkaran sepusat (bercak papan sasaran)
Kadang-kadang bercak dikelilingi oleh jalur klorotik/kuning yang disebut halo (kalang)
Hawar -> perubahan warna dan mengering serta meluas dengan cepat pada daun, tunas, dahan, ranting, bunga dan lai-lain 
Kanker -> luka setempat, mengering dan cekung yang dikelilingi kalus pada kulit batang, cabang, dahan dan akar (umumnya pada tanaman berkayu)
Mati ujung/pucuk (Dieback) -> kematian secara intensif pada ranting dan cabang yang dimulai dari ujung-ujungnya menuju ke pangkal-pangkalnya.
Busuk akar/pangkal batang -> Disintegrasi/pembusukan pada sistem perakaran/pangkal batang
Rebah kecambah (Damping-off) ->Kematian sangat cepat pada kecambah yang sangat muda di pesemaian (umumnya akibat serangan jamur tular tanah) 
Bila kecambah mati setelah muncul di permukaan tanah disebut rebah kecambah pasca tumbuh
Bila kecambah mati sebelum uncul dipermukaan tanah disebut rebah kecambah pratumbuh
Klorosis -> Kerusakan/kematian kloroplas menyebabkan warna hijau berubah warna kuning
Akar gada -> pembesaran pada bagian-bagian tertentu dari akar akibat terjadinya bintil-bintil yang saling menyatu (penyakit akar gada pada akar kubis oleh jamur Plasmodiophora brassicae )
Kelenjar (galls) -> pembengkakan setempat berupa bisul-bisul atau bintil-bintil pada batang, ranting atau daun (penyakit kelenjar pada batang tanaman berupa matahari/crown galls oleh bakteri Agrobacterium tumefaciens)
Akar Gada (Plasmodiphora brassicae) Gall (Agrobacterium tumefaciens)
B. Tanda Penyakit
Semua struktur patogen yang terdapat pada permukaan tanaman yang dapat dilihat secara makroskopis (khusus pada penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri)
Tanda penyakit meliputi:
Miselia, kumpulan konidia dan konidiofor, sklerotia, basidiokarp dan lendir bakteri
Contoh-contoh tanda penyakit
Misilea
Jamur Sclerotium rolfsii pada kacang-kacangan (kacang tanah) membentuk miselia seperti bulu/kapas putih pada permukaan akar, pangkal batang dan permukaan tanah seputar tumbuhan terinfeksi atau berupa anyaman miselia pada permukaan daun busuk buah oleh fungi
Sklerotia
Gumpalan/bulatan massa hifa yang menebal dan menempel pada batang atau pada permukaan tanah atau terapung di permukaan air di sekitar tumbuhan yang terinfeksi (sklerotia pada batang padi yang terserang jamur Rhizoctonia solani)
Basidiokarp
Pada serangan lanjut, jamur Ganoderma & Rigidoporus membentuk baidiokarp (berbentuk kipas tebal dan banyak pori-porinya) pada permukaan akar /pangkal batang tumbuhan berkayu
Kumpulan konidia dan konidiofor (pada penyakit karat/tepung)
Kumpulan konidia dan konidiofor terlihat seperti karat atau tepung pada permukaan daun.
Penyakit karat pada daun jagung yang disebabkan oleh jamur Puccinia polysora
Penyakit embun tepung pada daun jagung (bulai ) yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis
Konidia dan konidiofor Puccinia polysora Konidia dan konidiofor Peronosclerospora maydis.

Diagnosis Penyakit Tumbuhan

Definisi Penyakit Tumbuhan Definisi Penyakit Tumbuhan
Kondisi dimana  sel  &  jaringan  tanaman  tidak  berfungsi  secara normal,  yang  ditimbulkan   karena  gangguan  secara   terus  menerus oleh   agen patogenik atau   faktor  lingkungan (abiotik) dan   menimbulkan  gejala tertentu.
Istilah diagnosis banyak digunakan baik pada dunia kedokteran manusia, hewan, maupun dalam dunia penyakit tumbuhan. Diagnosis merupakan proses identifikasi penyakit, sehingga ditemukan nama penyakitnya. Identifikasi dapat dilakukan terhadap gejala yang timbul maupun terhadap penyebab penyakit. Diagnosis merupakan sebuah proses, yang berarti membutuhkan waktu. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka, relatif mudah dan cepat dalam diagnosis. Penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka relatif sulit dan proses diagnosisnya memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena harus dilakukannya postulat Koch.

Pentingnya Diagnosis
Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Sebagai contah klasik dikemukakan oleh Fry (1982) pada pertanaman bit gula dipinggiran kota New York terjadi masalah kekerdilan tanaman. Dugaan awal kekerdilan tersebut disebabkan oleh karena kekurangan hara. Namun ternyata aplikasi pemupukan tidak menyelesaikan masalah. Konsultasi dengan ahli penyakit tanaman menyimpulkan bahwa tanaman terserang oleh nematoda Heterodera schachtii. Dengan demikian diagnosis yang baik harus memiliki efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat, sehingga hasil tidak dapat diselamatkan. Disamping efektif dan cepat, diagnosis juga harus murah. Biaya diagnosis yang mahal tidak akan terjangkau oleh petani kecil, sehingga mereka enggan pergi ke klinik untuk memeriksakan tanaman.

Postulat Koch
Dalam Postulat Koch dijelaskan bahwa mikroorganisme dikatakan sebagai penyebab penyakit bila memenuhi kriteria berikut
(1) mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi dengan gejala penyakit yang bersangkutan,
(2) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat diisolasi pada media buatan secar murni,
(3) mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila diinokulasikan, dan
(4) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala yang timbul hasil lnokulasi.
Postulat Koch ini oleh Smith (1906) dimodifikasi, untuk parasit obligat, tidak perlu pada media buatan, tetapi harus dapat dibiakkan secara murni sekalipun pada inang.

Metode Ilmiah
Salah satu kelemahan Postulat Koch adalah sering memerlukan waktu yang sangat lama, sehingga cara ini lebih banyak dipakai untuk penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka akan lebih praktis apabila menggunakan metode lain. Fry (1982) menggunakan metode ilmiah dalam melakukan diagnosis.

Observasi
Tidak seperti pada penyakit manusia, orang satu persatu mendatangi dokter untuk didiagnosis, tetapi petani pemilik yang harus aktif. Di negara-negara yang pertaniannya kurang maju bahkan petugas pemerintah yang harus aktif. Pada penyakit tanaman yang harus diperhatikan tidak per individu, tetapi dalam populasi. Pada umumnya petani/petugas memeriksakan tanamannya kalau menunjukkan gejala yang khas. Namun perlu dibiasakan pemeriksaan dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh, apakah terjadi kehilangan hasil. Dengan demikian perlu dilakukan observasi yang mendalam, tidak hanya terhadap gejala pada tanaman, tetapi juga pada cuaca, media tanah dan hara, air dan bahan kimia yang dipaka, serta cara budidaya (form 1). Dari observasi akan dapat diketahui apa yang menjadi persoalan, apa yang menjadi pertanyaan. Mengapa tanaman ini banyak yang kerdil, mengapa tanaman itu banyak yang layu? Juga bisa menjadi pertanyaan mengapa komoditas ini produksinya rendah? Dalam pengelolaan penyakit tanaman yang baik persoalan yang menjadi kunci rendahnya produksi harus dapat diketahui. Dalam banyak hal yang menyebabkan rendahnya produksi tidak hanya penyakit tertentu, tetapi beberapa penyakit. Sebagai contoh hasil observasi adalah menemukan masalah tanaman tomat mengalami kelayuan. Pertanyaan yang timbul adalah mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan.

Hipotesis
Dari pertanyaan mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan tentu tanpa memandang fakta yang ada akan terdapat banyak jawaban sementara yang disebut hipotesis. Tetapi dengan menggunakan fakta yang ada setiap hipotesis secara langsung dapat diuji kebenarannya. Hipotesis tanaman tomat layu karena kekurangan air dapat ditolak secara langsung karena fakta yang ada menunjukkan musim penghujan. Dengan demikian akhirnya hanya akan ada satu jawaban sementara yang spesifik. Jawaban sementara inilah yang perlu diuji kebenarannya dengan melakukan analisis. Dari contoh dapat ditarik hipotesis tanaman tomat layu karena terserang oleh jamur F. oxysporum f.sp. lycopersici.

Hipotesis Diterima atau Direvisi
Hipotesis diterima kalau yang ada adalah, baik gejala layu maupun F. oxysporum f.sp. lycopersici. Kalau ternyata jamur tidak ditemukan maka hipotesis tersebut harus ditolak dan selanjutnya perlu dilakukan revisi berdasarkan fakta baru yang muncul. Hipotesis yang baru kemudian diuji kembali sampai diperoleh hipotesis yang diterima. Hipotesis yang diterima selanjutnya menjadi hasil diagnosis.
 Menemukan Kehadiran Patogen
Kehadiran patogen menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai bukti. Kehadiran patogen dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung. Patogen-patogen yang berukuran makroskopis di permukaan jaringan seperti badan buah jamur berukuran besar. Dalam beberapa hal diperlukan lup kecil untuk melihat kehadiran struktur patogen. Dalam banyak kasus patogen berukuran mikroskopis, sehingga untuk melihat kehadirannya mikroskop seperti kebanyakan jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri sebelum dilihat dibawah mikroskop sering harus diisolasi terlebih dahulu. Virus dan viroid, kehadirannya dilihat dibawah mikroskop elektron. Dalam perkembangannya deteksi patogen memanfaatkan hasil penemuan pada berbagai bidang ilmu dasar sebagai contoh adalah serologi dan uji DNA
1. Langsung pada Permukaan Tanaman
Beberapa patogen yang makroskopis strukturnya dapat dilihat secara langsung pada permukaan tanaman. Golongn gulma seperti tali putri yang menginfeksi banyak tanaman pagar seperti teh-tehan; gulma setan yang menginfeksi tanaman jagung; dan benalu yang banyak menginfeksi pepohonan merupakan contah yang jelas. Beberapa jamur juga menampakan struktur makroskopis pada permukaan pangkal batang pohon yang diserang seperti jamur akar putih pada karet dan jamur lingsi pada pangkal batang kelapa sawit dan berbagai jenis pepohonan
2. Menggunakan Lup / Kaca Pembesar
Beberapa patogen seperti penyebab penyakit karat pada daun dengan cara langsung hanya akan terlihat sebagai tonjolan-tonjolan kecil pada permukaan daun. Pada pengamatan dengan menggunakan lup, maka strukturnya akan tampak lebih jelas. Dengan menggunakan lup struktur patogen dapat diperbesar 10X. Hal ini cukup membantu dalam melihat struktur badan buah yang berukuran kecil.
3. Menggunakan Mikroskop cahaya
Kebanyakan patogen berukuran sangat kecil sehingga untuk pengamatannya perlu bantuan mikroskop. Patogen dapat secara lngsung diambil dari permukaan inang kemudian dilihat di bawah mikroskop. Pada permukaan tanaman yang bergejala ditempeli dengan selotip berwarna bening kemudian dilihat di bawah mikroskop. Dalam banyak hal sering digunakan cairan supaya benda tampak lebih jelas. Pada gelas preparat diberi setetes air. Dengan menggunakan jarum yang runcing bagian yang bergejala dikorek-korek, hasil korekan diletakkan pada tetesan air dan ditutup dengan gelas preparat, kemudian diamati di bawah mikroskop. Sering untuk menemukan patogen, jaringan tanaman perlu diperlakukan secara khusus sehingga patogen dapat hadir. Kebanyakan patogen golongan jamur memerlukan kelembapan yang tinggi, untuk itu jaringan perlu dilembabkan terlebih dahulu, baru kemudian diambil struktur patogennya untuk diamati. Sering struktur yang dijumpai hanya misellium, untuk itu perlu digunakan vitamin atau mineral tertentu supaya jamur dapat membentuk struktur yang dikehendaki dalam diagnosis. Misellium jamur Phytophthora akan dapat membentuk sporangium apabila diletakkan dalam liset tanah.
Dalam banyak kasus, pada jringan yang bergejala sulit dijumpai, baik miselium maupun struktur lain. Apabila hal ini terjadi, maka diperlukan langkah isolasi. Isolasi perlu difahami merupakan langkah untuk mendapatkan struktur patogen secara murni. Dengan demikian apabila ternyata yang diperoleh hanya koloni yang berupa misellium saja, maka diperlukan langkah-langkah perlakuan khusus sehingga struktur yang dikehendaki dapat muncul.
4. Menggunakan Mikroskop Elektron
Jasad sub-mkroskopis seperti virus dan viroid kehadirannya dapat diketahui dengan menggunakan mikroskop elektron. Mikroskop elektron dapat memperbesar obyek sampai ratusan ribi kali. Bagian-bagian jamur dan bakteripun akan nampak sangat jelas dengan menggunakan mikroskop elektron.
5. Menggunakan Reaksi Serologi
Reaksi serologi merupakan reaksi antara antigen dan antibodi. Antigen adalah semua zat (dapat merupakan bagian patogen) yang dapat mengimbas terbentuknya antibodi dalam tubuh mamalia. Antibodi hanya dapat bereaksi dengan antigen sehingga dapat terjadi koagulasi atau presipitasi. Saat ini dikenal ada dua tipe antibodi, yaitu antibodi poliklonal dan monoklonal. Antibodi monoklonal dapat secara sensitif mendeteksi kehadiran strain patogen tertentu. Dengan memiliki antibodi yang diimbas oleh antigen yang berasal dari patogen tertentu, maka kehadiran patogen pada suatu bahan dapat dideteksi secara cepat dan akurat. Saat ini tehnik eliza banyak digunakan dalam reaksi serologi.
Dasar Dasar mendiagnosa suatu penyakit tanaman harus dipahami
• Penyebab penyakit/patogen yang berbeda dapat  menimbulkan gejala yang sama pada inangnya.
• Tanda penyakit dapat menambah kepastian suatu diagnosis, tetapi perlu dipertimbangkan pula kemungkinan adanya patogen sekunder atau saprofit yang menyerang bagian tanaman yang terinfeksi. Sehingga kesalahan diagnosa dapat diminimalisir.

Klinik tanaman

"Klinik Tanaman Hama dan Penyakit Tumbuhan adalah suatu wadah keprofesian bagi para mahasiswa/i untuk bisa memperdalam bidang ilmu khususnya d HPT dan Umumnya di dunia pertanian ataupun alam terbuka"
Klinik tanaman merupakan unit kerja  yang bertujuan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat umum dan atau perusahaan yang berkaitan dengan masalah gangguan tanaman. Klinik tanaman telah banyak memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa analisis sampel tanaman yang terserang hama dan penyakit, memberikan penyuluhan, rekomendasi tentang pengendalian hama penyakit tanaman dan memproduksi agensia hayati yang terbukti mampu mengendalikan berbagai jenis organisme pengganggu.

BENTUK PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
A. Identifikasi Sampel Tanaman
Klinik tanaman melayani permasalahan-permasalahan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Pelayanan ini berupa identifikasi sample tanaman yang terserang OPT. Petani dapat langsung membawa sample tanaman yang terserang ke Klinik Tanaman, kemudian klinik akan mendiagnosa dan memberikan rekomendasi tentang pengendalian permasalahan tersebut. Selain itu klinik tanaman tanaman juga melayani observasi lebih lanjut dengan melihat kondisi tanaman di lapangan.
B. Penjualan Agensia Hayati
Agensia hayati merupakan salah satu teknik pengendalian yang telah dianjurkan oleh pemerintah karena tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan, aman terhadap manusia dan tidak menimbulkan residu terhadap hasil pertanian. Oleh karena itu Klinik Tanaman mengembangkan beberapa agens hayati yang telah diuji efektifitasnya dalam mengendalikan berbagai jenis OPT yang menyerang tanaman.
C.  Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan klinik tanaman sangat mudah. Pertama, petani langsung datang ke Klinik Tanaman Jurusan HPT Fak. Pertanian dengan membawa sample tanaman yang sakit karena serangan OPT. Kedua, Klinik akan mendiagnosa sample yang dibawa dan akan dilakukan identifikasi pada sample untuk mengetahui penyebab tanaman sakit. Ketiga, setelah diketahui penyebab tanaman sakit, klinik akan memberikan rekomendasi tentang teknik-teknik pengendaliannya. Lama pelayanan yang diberikan kepada masyarakat ditentukan jenis sampel yang diberikan dan jenis keluhan dari petani.

Fungsi klinik tanaman
 Menyebarluaskan teknologi PHT kepada petani dan institusi lain
Wadah bagi staf pengajar dan mahasiswa untuk menangani permasalahan hama dan penyakit di lapangan
Wadah mekanisme respon balik bagi masyarakat tentang apa yang dialami petani dan klien lainnya yang dapat menjadi bahan penelitian dan memperkaya dalam pengajaran di kelas
Klinik tanaman atau sering juga disebut laboratrium diagnosis penyakit tanaman umumnya dilengkapi oleh para ahli dan petugas (dapa juga dari mahasiswa yang magang) yang melakukan penyululuhan maupun pendidikan di bidan penyakit tanaman.
           Beberapa tanaman sakit dapat dengan mudah dikenali melalui gejala yang tampak sehingga dapat direkomendasikan pengendaliannya akantetapi beberapa penyakit lainnya memerlukan beberapatahapan baik secara makro maupun mikro sehingga memerlukan waktu bebeapa hari atau minggu untuk mendapatkan hasil dan rekomendasinya.

ALUR PLAYANAN KLINIK TANAMAN


Tujuan Mendiagnosis Penyakit Tanaman
Pengendalian penyakit yang efektif terutama tergantung pada awal, identifikasi akurat penyakit dan agen kausal.. Dalam kebanyakan kasus, hal itu sudah terlambat untuk mengendalikan penyakit pada tanaman setelah penyakit muncul. Namun, langkah-langkah pengendalian yang tepat waktu dapat mencegah penyakit menyebar ke tanaman lain.
Bidang diagnosis masalah penyakit yang melibatkan beberapa pekerjaan detektif mencari gejala, tanda-tanda dan pola. Gejala respons tanaman tekanan tertentu yang mungkin disebabkan oleh lingkungan atau oleh patogen.
Tanda bagian dari patogen seperti struktur, galls, cairan atau miselium (jamur). Pola penyakit di suatu daerah memberikan banyak petunjuk tentang penyebabnya. Mengkompilasi semua informasi ini akan membantu dengan benar mengidentifikasi masalah.

LANGKAH DALAM BIDANG diagnosis:
1. Tentukan nama ilmiah serta nama umum karena nama-nama umum yang sering digunakan untuk spesies tanaman sangat berbeda. Contoh, terdapat berbagai jenis pohon karet masing-masing dengan berbagai penyakit tanaman unik untuk spesies tersebut.
2. Menentukan penyakit apa yang telah dilaporkan terjadi pada tanaman sedang diperiksa. Dengan menggunakan buku-buku penyakit yang tersedia. seperti:
3. Bandingkan tanaman sakit dengan tanaman yang tumbuh sehat di dekatnya untuk menilai lebih baik gejala dan tanda-tanda. Beberapa bagian tumbuhan yang normal sering keliru untuk menjadi bukti dari penyakit. Sebagai contoh, daun kurma yang sehat dilindungi oleh bulu yang mencolok bingung dengan miselium jamur. Galls kecil pada akar kacang-kacangan seperti kacang-kacangan dan alfalfa mungkin saja normal nitrogen nodul.
4. Menentukan distribusi penyakit di dalam lapangan atau kebun. Apa kah ada lebih dari satu jenis tanaman yang terkena? Jika demikian, penyakit ini mungkin disebabkan oleh iklim, bahan kimia atau faktor budaya lainnya. Jika kondisi terdistribusi secara seragam di tempat yang rendah di lapangan atau hanya dipinggir sebuah penanaman, tanah atau air sebuah faktor atau kimia beracun harus dicurigai. Parasit dalam waktu dan jarang menginfeksi 100% dari tanaman di suatu daerah. Ketika masalah mempengaruhi semua tanaman di daerah tertentu, penyebab masalah tersebut mungkin kekurangan atau kelebihan dari nutrisi tanah; Hasil kekeringan, es atau hujan es atau bahan kimia beracun seperti herbisida atau polusi udara. Patogen tanaman jarang menyebabkan kondisi untuk muncul tiba-tiba. Mereka biasanya mulai pada satu titik dan menyebar perlahan-lahan ke tanaman lain. Jika gejala muncul "semalam" atau dalam satu atau dua hari, mungkin akibat faktor iklim atau kimia beracun.
5. Apakah tanaman yang sama atau tanaman telah ditanam di daerah tersebut pada tahun- tahun sebelumnya? Apakah ada masalah pada spesies tanaman lain di lokasi yang sama? Apakah ada herbisida atau bahan kimia digunakan di daerah? Apakah pernah terjadi sangat dingin, panas atau basah kondisi iklim di masa lalu .beberapa hari?
6. Banyak gejala di atas tanah. seperti akar membusuk. Jika daun kecil, kuning atau menunjukkan layu atau jika tanaman memiliki pertumbuhan lambat dan sangat sedikit buah atau produksi bunga, kemudian akar membusuk harus dicurigai. Menggali di sekitar pangkal pohon mencari akar mati atau daerah di kulit. Tanaman yang lebih kecil (misalnya bunga, tanaman sayuran) haru diperiksa dengan seksama ,akar diperiksa. Akar sehat harus warna putih atau krem. ika mereka cokelat atau hitam, mungkin memiliki akar tanaman membusuk.
7. kekeringan atau beberapa faktor iklim lain dapat mempercepat kehilangan daun jarum sehingga seluruh pohon akan tampak kuning.Umumnya tidak ada perlunya perhatian jika hanya jarum tertua yang ditinggalkan.
8. Apakah gejala hanya terdapat pada daun, batang, bunga atau buah, atau seluruh tanaman yang terlibat?
9. Jika penyebab kondisi tidak dapat langsung tentukan, Anda mungkin perlu meminta bantuan dari agen daerah. Kadang-kadang gejala dan tanda-tanda tidak cukup karakteristik untuk memungkinkan diagnosis yang akurat dari masalah. Dalam kasus ini, sampel mungkin harus diambil untuk mengisolasi dan mengidentifikasi agen penyebab. 

KLINIK TANAMAN PEDULI PERTANIAN ORGANIK

Back to Nature” tren baru tersebut telah bermunculan dimana masyarakat menginginkan sesuatu makanan yang benar-benar serba alami, kurang dan bebas dari zat kimia. Produk organik dianggap memenuhi persyaratan tersebut sehingga permintaan dan peluang pemasarannya meningkat. Permintaan dunia akan pangan organik meningkat tajam dan demam pangan organik melanda dunia bukan saja di bidang pangan, tetapi juga meluas ke bidang nonpangan. Di berbagai pasar swalayan telah banyak dipajang dan dijual produk organic, yang sebagian besar masih terbatas pada produk buah-buahan dan sayuran. Sayuran dan buah-buahan yang bermerek organic harganya bias 3 – 4 kali lebih mahal disbanding produk pangan non-organik.
Klinik tanaman dengan produk-produk agens hayati sangat mendukung pentingnya produk organik karena agens hayati tersebut sama sekali tidak menimbulkan residu pestisida pada produk pertanian sehingga aman dan sehat untuk dikonsumsi, selain itu sudah terbukti mampu mengendalikan berbagai jenis organisme pengganggu tumbuhan (OPT).